I. Pendahuluan
Istilah rekonsiliasai mengandung arti perdamaian setelah sebelumnya terjadi diskomunikasi (lihat Widi Artanto, Menjadi Gereja Misioner Dalam Konteks Indonesia, Yogyakarta: Kanisius 1997, hlm 150). Secara funksional istilah ini mengandung arti sebagai suatu upaya untuk menghimpun dan membangun kembali persatuan dan kesatuan di antara para warga masyarakat.
Rekonsiliasi secara proses merupakan awal dari sebuah gerakan kerukunan dan perdamaian yang dinamis, sekaligus sebagai akhir dari sebuah proses perpecahan internal masyarakat. Sebagai sebuah gerakan menunjukkan bahwa terdapat visi dan misi yang akan dicapai yang tentu saja bermuara dari moralitas dan etika yang tersepakati oleh pelaku rekonsiliasi.
Salah satu segmen masyarakat yang berbentuk suku di Sulawesi Selatan adalah suku Bugis. Suku ini mendiami Sulawesi Selatan dan beberapa daerah di Nusantara ini. Sebagai suku yang mempunyai pandangan hidup yang dikenal dari lontara dan membentuk pola pikir dan perilaku dalam bentuk budaya, maka permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana konsep-konsep rekonsiliasi yang dihadapi dari budaya Bugis. Permasalahan ini penting dibahas untuk kepentingan ilmiah dan praktis. Yang pertama berkenaan dengan pengembangan sejumlah pendekatan dalam merumuskan rekonsiliasi yang tampaknya belum sepenuhnya memberikan hasil yang maksimal dalam meredam gejolak bangsa dewasa ini dan yang kedua adalah berkenaan dengan kebutuhan suku Bugis dalam pengamalam nilai-nilai yang dianutnya.
II. Istilah rekonsiliasi dalam Kebudayaan Bugis.
Terdapat literatur yang menunjuk kata Simallappareng, yang diartikan dengan saling lapang dada. Seperti dalam ungkapan Simallapparengngi rekkuwa purai sisala masseajing (saling melapangkan hati tanpa kecanggungan sesudah berselisih dengan sanak keluarganya) (Pernyataan Arung Matoa La Mungkace To Uddamang, 1567-1607 dalam A. Hasan Machmud, Silasa, t.tp.: Bhakti Centra Baru, t.th., hlm. 36). Secara struktural kata ini terdiri atas Si, Malappa, rengngi yang berakar dari kata malappa yang berarti lapang.
Akar kata Malappa dipergunakan dalam hal yang bersifat kongkrit seperti dalam ungkapan malappa bolae (rumah itu lapang) dan tidak ditemukan ungkapan untuk hal yang abstrak. Penggunaan kata ini dalam konteks kongkrit, dapat saja diterima karena didahului awalan si yang berarti "saling" dan akhiran reng yang keduanya berfungsi menghubungkan kata selanjutnya rekkuwa. Kata sisala terdiri dari awalan si (saling) dan kata dasar sala yang berarti salah. Karena itu kata sisala berarti saling menyalahkan. Kata ini berkonotasi psikhis, sehingga untuk hal-hal yang menggambarkan "saling menyalahkan" dalam konteks fisik dipergunakan kata mallaga, yang berarti saling menyalahkan yang mengantar pada bentrokan fisik.
Atas uraian kata kunci "Simallaparengging" dan "Sisala" dalam ungkapan tersebut mengandung konsep saling melapangkan hati setelah sebelumnya terjadi perbedaan pandangan.
Kata masseajing (sanak keluarga) dalam ungkapan dimaksud, mengandung arti ruang lingkup perbedaan pandangan yaitu terbatas pada hubungan antar warga dalam arti luas. Dengan pendekatan kebahasaan tersebut, terlihat juga dalam judul ungkapan ini yaitu duwai padecengi tana: dua hal yang memperbaiki negara . Kata tana menunjukkan negara, sebagai tempat dalam melakukan komunikasi internal sesama warga.
Dengan uraian di atas tampak bahwa makna dasar dari kata "malappa" adalah kelapangan hati baik secara kongkrit maupun abstrak. Dengan demikian kata tersebut relevan dengan esensi rekonsiliasi, yang mengandung arti psikhis dan fisik serta bersifat dinamik.
III. Prinsip-prinsip Filosofis Rekonsiliasi
Yang dimaksud dengan rekonsiliasi dalam budaya Bugis adalah seperangkat pemikiran yang dipahami dari kebudayaan Bugis yang mendasari terwujudnya rekonsiliasi.
1. Rupatauwe Atannai Dewatae
Dalam literatur ditemukan ungkapan Tellu riala Sappo (tiga hal dijadikan pagar) Tau'e ridewata (salah satu diantaranya adalah takut kepada Tuhan). Pernyataan ini menggambarkan adanya hubungan vertikal manusia dengan Tuhan-nya, mencapai puncaknya dalam wujud taqwa, dan membentuk kepribadian dalam diri seorang hamba. Aspek lain menunjukkan bahwa manusia adalah hamba Tuhan, yang dalam berinteraksi sesamanya, tidak luput dari sifat keterbatasan yang tentu saja berbeda dengan sifat Tuhan dewata.
Keterbatasan manusia dalam melaksanakan interaksi antar sesama dimaksudkan untuk mencapai unganna decengge ri liono kebaikan di dunia, terwujud dalam ketidakmampuan manusia secara permanen untuk tidak berbuat kesalahan sebagai aset yang dapat dimaafkan oleh sesama. Pandangan ini didasari dari pernyataan di bawah ini:
Tellui Uwangenna decenna rilino: Pesangkaienggi alena maggau maja; pesangkaienggi alena makkeda ada maja; pesangkaienggi nawa-nawanna maja. Tiga macam kebaikan dunia: Mencegah dirinya berbuat buruk; mencegah dirinya berbicara buruk; mencegah dirinya berfikir buruk.
Kemampuan mengendalikan diri dalam tiga aspek kepribadian manusia, mengantarkan yang bersangkutan untuk memperoleh uwangena lino kebaikan dunia. Hal lain adalah bahwa secara tersurat pernyataan ini mengakui perlunya pembinaan kepribadian tersebut dan dalam kenyataannya, tentu saja tidak semua manusia dapat dengan mudah mencapai tri sukses pembinaan kepribadian tersebut.
2. Asabbarakeng (Kesabaran)
Asabarakeng adalah salah satu nilai yang berkembang dalam budaya Bugis (Prof. Dr. H.A. Rahman Rahim, Nilai-Nilai Utama Kebudayaan Bugis, Ujung Pandang: Hasanuddin Press, 1992, hlm 100). Sebuah pernyataan menarik: emakkunrai sappoi alemu nasaba sirimu, e warowane sappoi alemu nasaba asabbarakeng (Hai perempuan pagari dirimu dengan kehormatanmu, hai pria pagari dirimu dengan kesabaranmu) (A. Hasan, op.cit., hlm 30). Karena itu, asabbarakeng adalah berfungsi sebagai perisai dan secara sesensial asabbarakeng mengandung arti siri atau kehormatan.
Konsep yang terkandung dari asabbarakeng adalah pengendalian diri dari hal-hal yang dapat menjermuskan kehormatan seseorang. Dan secara implikatif konsep ini dapat melahirkan sikap siaddampengeng saling memaafkan atas terwujudnya potensi negatif seseorang; dan sitiroang deceng (mengarahkan kepada hal-hal yang bermanfaat) sebagai upaya perwujudan potensi positif sesama manusia.
Dalam kaitannya dengan prinsip ini, nampak bahwa Silappareng (Rekonsiliasi) harus dilihat dari wujud dari kesabaran untuk melaksanakan rekonsiliasi, sebab tanpa prinsip ini, maka dendam pun sebagai bias-bias perbuatan negatif tak dapat terkalahkan.
3. Alempureng (Kejujuran)
Sebuah dialog interaktif antara Lamellong Kajao Lalido dengan Raja Bone prihal kejujuran. Raja Bone bertanya aga appongenna accae Kajao? (apa pangkalnya kecakapan Kajao?); Kajao menjawab: Lempu'e (Kejujuran) (Ibid). Selanjutnya diketahui bahwa Sabbinna lempu'e limai (Bukti dari kejujuran ada lima): Narekko salai nangawwi asalanna (Kalau bersalah ia mengakui kesalahannya); Narekko rionroi sala naddampengengngi tau ripasalae (Kalau ditempati bersalah ia maafkan orang yang bersalah); Narekko risanrekiwi de napacekongeng (Kalau diharapkan/disandari ia tidak mengecewakan); Narekko rirennuangngi de naripabelleang (Apabila dipercaya is tidak menipu); Narekko majjanciwi narupaiwi jancinna (Kalau berjanji ia menepati janji) (Ibid hlm 16). Implementasi kejujuran tersebut cenderung mengandung sisi internal yakni memberikan kesiapan psikologis untuk mengakui kesalahan yang diperbuatnya dan kesiapan tidak mengecewakan orang lain. Konsep pembinaan kepribadian secara internal ini dapat saja diterima dalam konteks kehidupan sosial kemasyarakatan, karena bukankah masyarakat yang berperdaban merupakan kumpulan dari pribadi-pribadi yang memiliki kehandalan kepribadian secara internal.
IV. Pendekatan dalam terwujudnya Rekonsiliasi
Secara teoretis pendekatan adalah pola pikir yang terpakai dalam mengamati sesuatu. Dalam kebudayaan Bugis pendekatan terpakai dalam mewujudkan rekonsiliasi di antaranya:
a. Manganro Ri ade';
b. Mallimpo ade'.
Manganro ri ade adalah relevan dengan petisi atau permohonan yang dikemukakan oleh masyarakat kepada raja atau pemerintah dalam rangka memenuhi kesejahteran warga masyarakat. Misalnya, masyarakat memohon kesiapan raja memimpin doa mohon hujan (lihat Prof. Dr. Mattulada, Latoa, Ujung Pandang: Hasanudin Universitas Press, 1995, hlm. 448). Dalam konteks ini kiranya pendekatan ini relevan dengan pendekatan yuridis, yaitu permohonan masyarakat kepada pemerintah untuk menetapkan aturan yang diperlukan dalam rangka mewujudkan rekonsiliasi.
Mallimpo Ade yaitu semacam tindakan protes kepada raja atau pemerintah atas kesewenang-wenagan yang merajelala dalam kehidupan masyarakat. Dalam konteks ini kiranya pendekatan ini relevan dengan pendekatan sosial politik.
BERITA
31 Mei 2010
15 Mei 2010
Cara Cepat Setting IP Address
Ketika menggunakan laptop kemungkinan kita berpindah tempat sangat besar. Misal di kantor suatu saat kita dari ruang kita pergi ke ruang lain. Hal ini akan timbul permasalahan ketika ingin terhubung dengan jaringan baik wireless atau kabel sering disibukkan mensetting IP Address, subnet mask, dafault gateway, dan DNS server. Hal ini memakan waktu, karena harus mengklik menu, ke sub menu, ke sub menu lagi dan seterusnya, kemudian mengetikkan konfigurasi IP Address.
Setting jaringan biasanya dimulai dari “Control Panel” pilih “Network Connections” atau dari “System Tray” klik kanan pada icon Network, pilih “Open Network Connections” . Window ini biasanya disebut Network Interface Card. Pada window ini, biasanya ada dua pilihan:
Pilih salah satu item tersebut, klik kanan pilih “Properties”, pilih “Internet Protokol (TCP/IP)” di situlah kita akan merubah setting IP. Langkah setting ini akan selalu Anda lakukan ketika pindah ke tempat lain dengan.

Window setting IP Address
Ada cara lebih baik untuk menyelesaikan masalah itu yaitu menggunakan perintah “netsh” dari “Command Prompt”. Agar dapat masuk ke “Command Prompt” dengan cepat, klik “Start/Run” masukkan “cmd”. masukkan perintah “netsh /?” akan terlihat opsi dan parameter yang dapat digunakan.

Window Run
Setelah diklik tombol “OK”, maka muncul window “Command Prompt”.

Window Command Prompt
Yang perlu diperhatikan adalah teks yang harus dimasukkan pada file name adalah seperti pada gambar.

Nama Network Connection
Contoh gambar di atas mempunyai arti network yang akan di setting bernama “Wireless Network Connection”. Jika ingin menganti item yang disetting tinggal diganti sesuai dengan nama yang terdapat pada komputer Anda.
Pembahasan berikutnya adalah bagaimana mensetting IP melalui “Command Prompt”.
Setting Static
- Setting “IP address” dan “Subnet mask”:
Ketikkan perintah berikut pada jendela “Command Prompt”
Netsh interface ip set address source=static addr=192.168.0.25 mask=255.255.255.0
- Setting “Default gateway”:
Ketikkan perintah berikut pada jendela”Command Prompt”
Netsh interface ip set address gateway=192.168.0.1 gwmetric=0
- Setting Preferred DNS server:
Ketikkan perintah berikut pada jendela “Command Prompt”
Netsh interface ip set dns source=static addr=202.91.9.2
- Setting Alternate DNS server:
Ketikkan perintah berikut pada jendela “Command Prompt”
Netsh interface ip add dns addr=202.91.9.3
Setelah Anda setting menggunakan “Command Prompt” di atas hasilnya adalah seperti gambar berikut.

Hasil setting IP Address menggunakan skrip
Untuk melihat setting IP dari “Command Prompt” menggunakan perintah:
Netsh int ip show config
Atau menggunakan perintah:
ipconfig /all
Hasil pada “Command Prompt” adalah:
C:\Documents and Settings\Andi>Netsh int ip show config
Unable to access configuration because it is already being accessed by
another configuration utility. Close other windows and try again.
Unable to access configuration because it is already being accessed by
another configuration utility. Close other windows and try again.
C:\Documents and Settings\Andi>Netsh int ip show config
Configuration for interface "Wireless Network Connection"
DHCP enabled: No
IP Address: 192.168.0.25
SubnetMask: 255.255.255.0
Default Gateway: 192.168.0.1
GatewayMetric: 0
InterfaceMetric: 0
Statically Configured DNS Servers: 202.91.9.2
202.91.9.3
Statically Configured WINS Servers: None
Register with which suffix: Primary only
Setting DHCP (Dynamic Host Control Protocol)
- Setting “IP Address”, “Subnet Mask” dan “Gateway” ke DHCP.
Ketikkan perintah berikut pada jendela “Command Prompt”.
Netsh interface ip set address dhcp
- Setting DNS server ke DHCP
Ketikkan perintah berikut pada jendela Command Prompt
Netsh interface ip set dns dhcp
Setelah Anda setting menggunakan “Command Promt” di atas hasilnya adalah seperti gambar berikut.

Hasil setting DHCP menggunakan skrip
Langkah-langkah di atas mungkin masih meakan waktu yang lama. Ide yang baik adalah mengumpulkan perintah-perintah di atas ke dalam file BATCH (.bat).
Setting menggunakan file BATCH
Berikut isi file .bat untuk setting IP “Static”
Misalkan Anda berinama “Setting IP Keuangan.bat”
1 | @ECHO OFF |
Hasil setting menggunakan file “Setting IP Keuangan.bat”:
Auto Setting IP (myandisun@gmail.com)
for: "Wireless Network Connection"
---------------------------------------------
Setting "IP Address" and "Subnet Mask"
Ok.
Setting "Gateway"
Ok.
Setting "Primary DNS"
Ok.
Setting "Secondary DNS"
Ok.
Here are the new settings for MYANDISUN:
Configuration for interface "Wireless Network Connection"
DHCP enabled: No
IP Address: 192.168.0.25
SubnetMask: 255.255.255.0
Default Gateway: 192.168.0.1
GatewayMetric: 0
InterfaceMetric: 0
Statically Configured DNS Servers: 202.91.9.2
202.91.9.3
Statically Configured WINS Servers: None
Register with which suffix: Primary only
Configuration for interface "Local Area Connection"
DHCP enabled: No
IP Address: 192.168.10.5
SubnetMask: 255.255.255.192
Default Gateway: 192.168.10.1
GatewayMetric: 0
InterfaceMetric: 0
Statically Configured DNS Servers: 202.91.9.2
202.91.9.3
Statically Configured WINS Servers: None
Register with which suffix: Primary only
Press any key to continue . . .
Berikut isi file .bat untuk setting “DHCP”
Misalkan Anda simpan dengan nama file “Setting IP Lobi Depan.bat”
1 | @ECHO OFF |
Hasil setting menggunakan file “Setting IP Lobi Depan.bat”:
Auto Setting IP to DHCP (myandisun@gmail.com)
---------------------------------------------
Setting "IP Address", "Subnet Mask" and "Gateway" to DHCP
Ok.
Setting "DNS" to DHCP
Ok.
Here are the new settings for MYANDISUN:
Configuration for interface "Wireless Network Connection"
DHCP enabled: Yes
InterfaceMetric: 0
DNS servers configured through DHCP: None
WINS servers configured through DHCP: None
Register with which suffix: Primary only
Configuration for interface "Local Area Connection"
DHCP enabled: No
IP Address: 192.168.10.5
SubnetMask: 255.255.255.192
Default Gateway: 192.168.10.1
GatewayMetric: 0
InterfaceMetric: 0
Statically Configured DNS Servers: 202.91.9.2
202.91.9.3
Statically Configured WINS Servers: None
Register with which suffix: Primary only
Press any key to continue . . .
Keuntungan meggunakan file BATCH ini, tinggal double klik untuk menjalankannya, secara otomatis perintah yang ada di dalamnya aka dijalankan.
Agar lebih mempermudah buatlah setting tiap ruangan kemudian simpan menggunakan nama yang berbeda-beda. Jika berpindah tempat tinggal mendoble klik pada file .bat yang diinginkan.
Selamat mencoba.
ABAD 21 ADALAH ERA PERSAINGAN ANTAR INDIVIDU
Globalisasi dibagi atas 3 bagian. Yang pertama yakni Globalisasi 1.0, dimana Globalisasi berawal saat Chistoper Columbus berhasil menemukan benua Amerika sehingga mematahkan teori bahwa Bumi itu datar. Era Gobalisasi 1.0 berlangsung hingga tahun 1800. Yang kedua yakni Globalisasi 2.0, dimana globalisasi berawal pada tahun 1800 yang ditandai dengan adanya revolusi industri di Inggris yang mengakibatkan banyaknya industri-industri dan pabrik yang tumbuh. Era Gobalisasi 2.0 ini adalah era dimana persaingan antar perusahaan Multinasional saling bersaing merebut pasar dunia. Gobalisasi 2.0 ini berakhir pada tahun 2000. Dan yang ketiga adalah Globalisasi 3.0, yang dimulai sejak tahun 2000 hingga sekarang. Gobalisasi 3.0 sangat dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan manusia akan teknologi khususnya Teknologi Informatika dari yang hanya sebagai kebutuhan pelengkap hingga berubah menjadi kebutuhan pokok. Berubahnya kebutuhan terhadap teknologi informatika inilah yang tanpa disadari telah membuat dunia ini seakan datar kembali (seperti saat Gereja mengeluarkan teori bahwa bumi itu datar sebelum akhirnya dibantah oleh Columbus dengan ditemukannya benua Amerika).
Dalam me-manage diri sendiri, kata Ryan, tidak terlepas dari 4C (Change, Competitor, Company, dan Customer) yang saling terkait satu sama lain.
Change
Di dalam Change, ada 3 faktor perubahan yang akan mengasah kembali pandangan terhadap bisnis, yakni Digitalisasi, Globalisasi, dan Futurisasi.
Digitalisasi itu sendiri adalah metode atau alat dimana manusia kini mulai menyibukkan diri dengan hal-hal pribadi dibanding menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan orang lain. Perubahan ini amat didukung oleh meningkatnya tingkat kebutuhan manusia akan Teknologi Informasi yang kini menjadi kebutuhan primer.
"Begitu sampe di kafe atau mall, orang langsung mengambil kursi dan duduk tenang sambil membuka laptop memakai fasilitas free hotspot, sementara yang lain sibuk dengan Blackberry-nya. Mereka asyik mengomentari status teman-teman mereka di facebook. Bahkan lucunya, ada tiga orang yang duduk di satu meja tanpa ngobrol sama sekali. Ternyata mereka malah asyik main YM-an satu sama lain. Mereka ngobrol lewat YM," kata Ryan memberi wacana tentang bagaimana teknologi ikut berperan merubah manusia menjadi lebih individualistis.
Globalization
Lalu yang kedua adalah faktor Globalisasi, dimana saat ini manusia berusaha meningkatkan kompetensi diri dengan berusaha meraih apa yang diinginkan dan menjalankan hidupnya atas waktu dan jadwal yang telah ditentukan tanpa ada waktu yang digunakan untuk hal-hal yang tidak penting bagi dirinya.
Futurization
Dan faktor yang ketiga adalah Futurisasi, dimana manusia dituntut untuk memiliki kreatifitas sebagai nilai lebih dalam berkompetensi dengan orang lain. Karena telah diramalkan untuk ke depannya persaingan pasar bukan lagi terletak pada persaingan antara produk atau perusahaan, melainkan persaingan antara individu.
Ketiga faktor Change di atas menekankan bahwa pada hakikatnya para pesaing tiap individu sesungguhnya adalah semua orang ada di dunia. Semua orang di dunia ini adalah pesaing kita! Dan para customer kita adalah perusahaan-perusahaan yang akan memakai tenaga kita. Persepsi inilah yang akan berlaku di masa mendatang.
Positioning, Differesiation, and Brand
Dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat ini, Ryan menjelaskan pentingnya PDB dalam mengoptimalkan potensi diri. Untuk itu Ryan mengarahkan kita agar membangun PDB diri (Positioning, Differensiation, Brand).
Positioning yakni tentang bagaimana kita memposisikan diri kita terhadap apa yang kita cita-citakan.
"Kalo kamu bercita-cita ingin jadi pemimpin, mulai sekarang bersikaplah selayaknya seorang pemimpin," kata Ryan.
Differensiation adalah bagaimana kita mengintegerasikan content (latar belakang pendidikan), context (skill dan pengalaman), dan infranstructure (hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan) yang kita miliki agar kita berhasil mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Sedangkan Brand adalah aset untuk menciptkan nilai bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas diri yang kita miliki.
Mari kita bangun pribadi yang unggul sehingga kita mampu memiliki daya saing di dunia persaingan yang semakin mengglobal ini.
Dalam Globalisasi 3.0 ini manusia dituntut untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Ryan, sang Trainer, mencontohkan bahwa mungkin dahulu orang tua sangat mempengaruhi apa dan bagaimana yang harus sang anak lakukan ke depannya. Seperti menentukan sang anak harus bersekolah dan kuliah dimana, serta kedepannya mau jadi apa. Namun saat ini sang anaklah yang berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Mereka berhak memutuskan untuk bersekolah dan kuliah dimana, serta mau jadi apa ia ke depannya. Gobalisasi 3.0 ini adalah masa dimana sang anak dituntut untuk menjadi dirinya sendiri dan menentukan jalan hidupnya.
Dalam me-manage diri sendiri, kata Ryan, tidak terlepas dari 4C (Change, Competitor, Company, dan Customer) yang saling terkait satu sama lain.
Change
Di dalam Change, ada 3 faktor perubahan yang akan mengasah kembali pandangan terhadap bisnis, yakni Digitalisasi, Globalisasi, dan Futurisasi.
Digitalisasi itu sendiri adalah metode atau alat dimana manusia kini mulai menyibukkan diri dengan hal-hal pribadi dibanding menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan orang lain. Perubahan ini amat didukung oleh meningkatnya tingkat kebutuhan manusia akan Teknologi Informasi yang kini menjadi kebutuhan primer.
"Begitu sampe di kafe atau mall, orang langsung mengambil kursi dan duduk tenang sambil membuka laptop memakai fasilitas free hotspot, sementara yang lain sibuk dengan Blackberry-nya. Mereka asyik mengomentari status teman-teman mereka di facebook. Bahkan lucunya, ada tiga orang yang duduk di satu meja tanpa ngobrol sama sekali. Ternyata mereka malah asyik main YM-an satu sama lain. Mereka ngobrol lewat YM," kata Ryan memberi wacana tentang bagaimana teknologi ikut berperan merubah manusia menjadi lebih individualistis.
Globalization
Lalu yang kedua adalah faktor Globalisasi, dimana saat ini manusia berusaha meningkatkan kompetensi diri dengan berusaha meraih apa yang diinginkan dan menjalankan hidupnya atas waktu dan jadwal yang telah ditentukan tanpa ada waktu yang digunakan untuk hal-hal yang tidak penting bagi dirinya.
Futurization
Dan faktor yang ketiga adalah Futurisasi, dimana manusia dituntut untuk memiliki kreatifitas sebagai nilai lebih dalam berkompetensi dengan orang lain. Karena telah diramalkan untuk ke depannya persaingan pasar bukan lagi terletak pada persaingan antara produk atau perusahaan, melainkan persaingan antara individu.
Ketiga faktor Change di atas menekankan bahwa pada hakikatnya para pesaing tiap individu sesungguhnya adalah semua orang ada di dunia. Semua orang di dunia ini adalah pesaing kita! Dan para customer kita adalah perusahaan-perusahaan yang akan memakai tenaga kita. Persepsi inilah yang akan berlaku di masa mendatang.
Positioning, Differesiation, and Brand
Dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat ini, Ryan menjelaskan pentingnya PDB dalam mengoptimalkan potensi diri. Untuk itu Ryan mengarahkan kita agar membangun PDB diri (Positioning, Differensiation, Brand).
Positioning yakni tentang bagaimana kita memposisikan diri kita terhadap apa yang kita cita-citakan.
"Kalo kamu bercita-cita ingin jadi pemimpin, mulai sekarang bersikaplah selayaknya seorang pemimpin," kata Ryan.
Differensiation adalah bagaimana kita mengintegerasikan content (latar belakang pendidikan), context (skill dan pengalaman), dan infranstructure (hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan) yang kita miliki agar kita berhasil mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Sedangkan Brand adalah aset untuk menciptkan nilai bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas diri yang kita miliki.
Mari kita bangun pribadi yang unggul sehingga kita mampu memiliki daya saing di dunia persaingan yang semakin mengglobal ini.
Langganan:
Postingan (Atom)